Itu artinya, jika misalnya Anda melakukan follow up pertama prospek Anda sebanyak 100 orang, kemungkinan yang closing hanya 2 orang.
Ini dengan catatan jika cara follow up Anda sudah menarik bagi prospek Anda.
Jika tidak menarik? Ya jangan kaget kalau tidak terjadi closing sama sekali.
Cara follow up yang menarik saja pun belum cukup, Anda harus bisa mem-follow up dengan baik, karena niat Join dengan akhirnya benar-benar join itu 2 hal berbeda.
Jika Anda tidak konsisten, bisa-bisa tidak terjadi closing.
Dalam dunia bisnis Network Marketing di Indonesia, skenario yang umum biasanya seperti ini:
Prospek disingkat P, Anda Distributor MLM disingkat DMLM.
P: Siang.
DMLM: Siang pak 😀
P: Saya mau join bisnis MLM bapak berapa ya?
P: Saya tertarik dengan iklan Anda
DMLM: Siap pak, untuk join hanya harganya 399ribu. Boleh tau domisili dimana pak?
P: Saya di Bandung.
DMLM: Tambah Ongkos kirim ke Bandung 10ribu ya 😀
P: Ok pak, minta no. rekeningnya ya.
DMLM: Ini pak 😀 BCA 843XXXXXXXX Mandiri 145XXXXXXXX.
P: Ok.
Keesokan harinya…
DMLM: Siang pak, apakah sudah ditransfer? Paket produk tinggal kami kirim…
DMLM: Pak? DMLM: Hallo Pak..
Kemudian hening…
Apa yang terjadi?
Disini P memiliki niat untuk bergabung dengan bisnis Anda. Namun karena kurang banyak di follow-up oleh DMLM, dan cara follow-up nya tidak bagus, maka closing gagal terjadi walaupun calon prospek sudah niat.
Berdasarkan data yang dirangkum oleh NSEA (sebuah asosiasi sales di Amerika):
Follow-up atau mengikuti/ menanyakan kembali orang yang berpotensi membeli berperan sangat besar terhada terjadinya penjualan. Lihat tabel dibawah ini (mohon aktifkan gambar didalam email Anda.)

| ||